Subnetting
Subnetting adalah suatu metode untuk
memperbanyak network ID dari suatu network ID yang telahanda miliki. Contoh kasus diperlukannya
subnetting: Sebuah perusahaan memperoleh IP address network kelas C
192.168.0.0. Dengan IP network tersebut maka akan didapatkan sebanyak 254
(28-2) alamat IP address yang dapat kita pasang pada komputer yang terkoneksi
ke jaringan. Yang menjadi masalah adalah bagaimana mengelola jaringan dengan
jumlah komputer lebih dari 254 tersebut. Tentu tidak mungkin jika anda harus
menempatkan komputer sebanyak itu dalam satu lokasi. Jika anda hanya
menggunakan 30 komputer dalam satu kantor, maka ada 224 IP address yang tidak
akan terpakai. Untuk mensiasati jumlah IP address yang tidak terpakai tersebut
dengan jalan membagi IP network menjadi beberapa network yang lebih kecil yang
disebut subnet.
Rumus
1. Rumus untuk
menghitung jumlah subnet adalah: 2n (n=kuadrat) -2 n adalah jumlah bit
yang diselubungi
2.
Rumus
untuk menghitung jumlah host per subnet = 2N (N=kuadrat) - 2 N adalah
jumlah bit yang masih tersisa untuk host ID
Untuk
beberapa alasan yang menyang kut efisiensi IP Address, mengatasi masalah topologi network dan
organisasi, network administrator
biasanya melakukan subnetting.
Esensi dari subnetting
adalah “memindahkan” garis pemisah antara bagian
network dan bagian
host dari suatu
IP Address. Berapa
bit dari bagian host dialokasikan
menjadi bit tambahan pada bagian network. Address satu network menurut struktur baku
dipecah menjadi beberapa subnetwork.
Cara ini menciptakan sejumlah network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam
tiap network tersebut.
Subnetting juga dilakukan
untuk mengatasi perbedaan
hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network.
Router IP dapat mengintegrasikan
berbagai network dengan media fisik yang berbeda hanya jika setiap
network memiliki address network yang unik. Selain
itu, dengan subnetting, seorang
Network Administrator dapat mendelegasikan penga turan host a ddress
seluruh departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap departemen,
untuk memudahkannya dalam mengatur keseluruhan network.
Suatu
subnet didefinisikan dengan
mengimplementasikan masking bit (subnet mask ) kepada IP Address. Struktur subnet mask sama dengan
struktur IP Address, yakni terdiri dari 32 bit yang dibagi atas 4 segmen. Bit-bit
dari IP Address yang “ditutupi” (masking) oleh
bit-bit subnet mask
yang aktif dan akan diinterpretasikan sebagai network
bit. Bit 1 pada subnet mask berarti mengaktifkan masking ( on ),
sedangkan bit 0 tidak aktif ( off ).
Sebagai contoh kasus, mari
kita ambil satu
IP Address kelas
A dengan nomor 44.132.1.20.
Ilustrasinya dapat dilihat Tabel berikut :
44
|
132
|
1
|
20
|
00101100
|
10000100
|
00000001
|
00010100
|
IP Address
255
|
255
|
0
|
0
|
11111111
|
11111111
|
00000000
|
00000000
|
Subnet Mask
44
|
132
|
0
|
0
|
00101100
|
10000100
|
00000000
|
00000000
|
Network Address
44
|
132
|
255
|
255
|
00101100
|
10000100
|
11111111
|
11111111
|
Broadcast
Address
Subnetting 16 bit pada IP Address kelas A
Dengan aturan standard, nomor network IP
Address ini adalah 44 dan nomor host adalah 132.1.20. Network tersebut dapat menampung
maksimum lebih dari 16 juta host yang terhubung
langsung. Misalkan pada address ini akan akan diimplementa sikan subnet mask
sebanyak 16 bit 255 .255.0.0.( Hexa=FF.FF.00.00 atau Biner = 11111111.11111111.00000000.00000000.
Perhatikan bahwa pada 16 bit pertama dari
subnet mask tersebut berharga 1, sedangkan
16 bit berikutnya 0. Dengan demikian, 16 bit pertama dari suatu IP Address
yang dikenakan subnet mask tersebut akan dianggap sebagai network bit. Nomor
network akan berubah menjadi 44.132 dan nomor host menjadi 1.20. Kapasitas maksimum host yang
langsung terhubung pada
network menjadi sekitar 65 ribu host.
Subnet mask di atas identik dengan standard
IP Address kelas B. Dengan menerapkan subnet mask tersebut pada satu network kelas A, dapat dibuat 256 network baru dengan kapasitas masing-masing subnet setara network
kelas B. Penerapan subnet ya ng lebih
jauh seperti 255.255.255.0 ( 24 bit ) pada kelas A akan
menghasilkan jumlah network yang lebih besar (lebih dari 65 ribu network ) dengan kapasitas masing-masing subnet sebesar 256
host. Network kelas C juga dapat dibagi-bagi lagi menjadi beberapa
subnet dengan menerapkan subnet mask
yang lebih tinggi
seperti untuk 25 bit (255.255.255.128), 26 bit (255.255.255.192), 27 bit (255.255.255.224) dan
seterusnya.
Subnetting dilakukan pada saat konfigurasi interface. Penerapan
subnet mask pada IP Address akan mendefinisikan 2
buah address baru, yakni Network Address dan Broadcast Address. Network address didefinisikan dengan
menset seluruh bit host berharga 0, sedangkan
broadcast address dengan menset bit host
berharga 1. Seperti
yang telah dijelasakan
pada bagian sebelumnya, network address adalah alamat network yang berguna pada informasi
routing. Suatu host yang tidak perlu mengetahui
address seluruh host yang ada pada network yang lain. Informasi yang
dibutuhkannya hanyalah address dari network yang akan dihubungi serta gateway
untuk mencapai network tersebut. Ilustrasi mengenai subnetting, network address
dan broadcast address dapat dilihat pada Tabel
di bawah. Dari
tabel dapat disimpulkan
bagaimana nomor network standard dari suatu IP Address diubah menjadi nomor subnet / subnet
address melalui subnetting.
IP Address
|
Network Address Standard
|
Subnet Mask
|
Interprestasi
|
Broadcast Address
|
44.132.1.20
|
44.0.0.0
|
255.255.0.0(16 bit)
|
Host 1.20 pada subnet 44.132.0.0
|
44.132.255.255
|
81.150.2.3
|
81.0.0.0
|
255.255.255.0(24 bit)
|
Host 3 pada subnet
81.50.2.0
|
81.50.2.255
|
192.168.2.100
|
192.168.0.0
|
255.255.255.128 (25 bit)
|
Host 100 pada Subnet 192.168.2.0
|
192.168.2.127
|
192.168.2. 130
|
192.168.0.0
|
255.255.255.192 (26 bit)
|
Host 130 pada
subnet 192.168.2.128
|
192.168.2.191
|
Beberapa
kombinasi IP Address, Netmask dan network number
Subnetting hanya
berl aku pada
network lokal.
Bagi network di
luar network lokal, nomor network
yang dikenali tetap nomor network
standard menurut kelas IP Address.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar